Berita

Ini Syarat-Syarat Jadi Hero Nasional, Apakah Soeharto Cocok?

Soeharto – Gelar pahlawan nasional atau sering juga disebut “hero nasional” bukan gelar sembarangan. Pemerintah Indonesia kasih gelar ini ke orang-orang yang dinilai punya jasa luar biasa dalam perjuangan kemerdekaan atau pembangunan bangsa. Tapi, sebenarnya apa aja syarat-syarat jadi hero nasional? Apakah Soeharto cocok masuk kategori itu?

Pertanyaan ini sering muncul, apalagi menjelang Hari Pahlawan atau momen politik tertentu. Sosok Soeharto sebagai presiden kedua Indonesia memang penuh kontroversi. Ada yang menilai dia layak jadi pahlawan karena peran besarnya dalam pembangunan dan stabilitas negara, tapi nggak sedikit juga yang menolak karena catatan pelanggaran HAM di masa pemerintahannya.

Ini Syarat-Syarat Jadi Hero Nasional, Apakah Soeharto Cocok?

Biar bisa jawab pertanyaan itu secara adil, kita harus lihat dulu apa aja syarat jadi pahlawan nasional menurut aturan resmi. Pemerintah Indonesia sudah menetapkan ketentuan ini dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Selain itu, prosesnya juga lewat Dewan Gelar dan Tanda Kehormatan yang ketat.

Berikut ini beberapa syarat utama yang harus dipenuhi:

1. Warga Negara Indonesia

Syarat paling dasar, orang yang diajukan harus WNI atau warga negara Indonesia. Dalam hal ini, Soeharto jelas memenuhi kriteria. Dia lahir di Kemusuk, Yogyakarta, dan seluruh hidupnya dijalani sebagai warga Indonesia.

2. Pernah Berjuang Membela dan Mempertahankan NKRI

Pahlawan nasional harus pernah berjuang membela kemerdekaan atau mempertahankan keutuhan negara. Soeharto, yang merupakan mantan tentara dan ikut dalam perang kemerdekaan, sebenarnya memenuhi kriteria ini juga. Dia pernah terlibat langsung dalam berbagai operasi militer dan naik pangkat hingga jadi jenderal.

3. Punya Jasa Luar Biasa bagi Bangsa dan Negara

Orang yang dapat gelar pahlawan juga harus punya jasa yang dianggap luar biasa dan berdampak besar buat bangsa. Soeharto dikenal sebagai arsitek pembangunan Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Di era Orde Baru, ekonomi tumbuh pesat, pembangunan jalan, sekolah, dan infrastruktur lain masif dilakukan.

Namun, bagian ini juga jadi perdebatan. Karena di balik pembangunan, ada juga isu represi, korupsi, dan pelanggaran HAM yang nggak bisa diabaikan begitu aja.

4. Tidak Pernah Mengkhianati Bangsa dan Negara

Syarat ini cukup berat. Pahlawan nasional tidak boleh punya rekam jejak yang mengarah pada pengkhianatan terhadap NKRI. Nah, di sinilah posisi Soeharto mulai jadi perdebatan. Banyak pihak menyoroti perannya dalam peristiwa 1965 dan dugaan pelanggaran HAM selama menjabat.

Komnas HAM sendiri pernah menyebut beberapa kasus besar di masa Orde Baru sebagai pelanggaran berat. Meskipun belum pernah dibuktikan secara hukum, bayang-bayang itu bikin sebagian orang menolak kalau Soeharto diberi gelar pahlawan.

5. Harus Sudah Wafat

Syarat lain yang harus dipenuhi adalah tokoh tersebut harus sudah meninggal dunia. Soeharto sendiri wafat pada tahun 2008, jadi dari sisi ini dia sudah memenuhi ketentuan.

Apakah Soeharto Cocok Jadi Hero Nasional?

Jawaban soal cocok atau tidaknya Soeharto jadi hero nasional sebenarnya tergantung dari sudut pandang masing-masing. Dari segi kontribusi dan pembangunan, Soeharto jelas punya andil besar dalam sejarah Indonesia. Banyak generasi tua yang tumbuh di masa Orde Baru menilai hidup mereka stabil dan aman.

Tapi, dari sisi lain, tidak bisa dipungkiri kalau ada juga luka sejarah yang masih membekas. Korban dari masa represif, korban pelanggaran HAM, serta aktivis yang dikekang di masa itu punya pandangan berbeda. Bagi mereka, Soeharto belum pantas disebut sebagai pahlawan.

Baca Juga : Sri Mulyani : Dia Minta ” Aku Jadi Menteri Keuangan “

Karena itu, sampai sekarang pemerintah masih mempertimbangkan matang-matang sebelum memberi gelar pahlawan nasional pada sosok Soeharto. Meskipun beberapa tokoh seperti BJ Habibie dan Abdurrahman Wahid sudah dapat gelar tersebut, Soeharto belum masuk daftar.

Gelar Pahlawan Bukan Penghapus Sejarah

Yang perlu diingat, gelar pahlawan nasional bukan berarti menghapus sisi gelap dari sejarah seseorang. Gelar ini diberikan dengan berbagai pertimbangan dan masukan dari berbagai pihak. Bahkan, tokoh-tokoh yang dianggap pahlawan pun tetap bisa dikritisi dan dibahas secara terbuka.

Sejarah bukan cuma soal hitam-putih. Banyak tokoh punya sisi positif dan negatif. Memberi gelar pahlawan bukan berarti menutup mata terhadap kesalahan, tapi lebih pada menghargai jasa yang dinilai punya dampak besar bagi bangsa.

Penutup

Jadi, ini syarat-syarat jadi hero nasional, apakah Soeharto cocok? Jawabannya ada di tengah. Dari segi aturan, banyak yang dia penuhi. Tapi dari sisi moral dan sejarah, masih jadi bahan perdebatan. Mungkin butuh waktu dan diskusi lebih panjang sebelum gelar itu benar-benar disematkan.

Yang jelas, setiap tokoh bangsa harus dihargai secara objektif. Apapun pandangannya, diskusi soal gelar pahlawan harus tetap terbuka dan adil buat semua pihak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *