Apakah Puasa 2025 Pemerintah Dan Muhammadiyah Mulai Bareng?

Daftar Isi
- Puasa 2025 Pemerintah Diumumkan sehabis Sidang Isbat
- Muhammadiyah Tetapkan Mulai Puasa 1 Maret 2025
- Ada Potensi Puasa Pemerintah dan Muhammadiyah Beda
Jakarta –
Puasa bulan pahala 2025 tinggal hitungan hari. Pada tahun-tahun sebelumnya, kadang terjadi perbedaan permulaan puasa di Indonesia, utamanya antara pemerintah dan Muhammadiyah. Apakah puasa tahun ini bareng?
Perbedaan puasa antara pemerintah dan Muhammadiyah terjadi alasannya yakni tata cara penentuan permulaan bulan Kamariah yg berbeda. Pemerintah menentukan permulaan Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah menurut tata cara rukyah dan hisab yang kemudian dipastikan dalam sidang isbat, sebagaimana amanat Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004.
Baca juga: Jadwal Perlop Bersama Puasa 2025 dan Libur Awal Ramadhan Anak Sekolah |
Baca juga: Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2025/1446 Hijriah Kemenag |
Ad interim itu, PP Muhammadiyah memakai tata cara hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Metode ini mengacu pada gerak faktual Bulan di langit.
Menurut Pedoman Hisab Muhammadiyah, tata cara tersebut mensyaratkan terjadinya ijtimak, ijtimak terjadi sebelum Matahari terbenam, dan pada di saat Matahari terbenam Bulan (piringan atasnya) masih di atas ufuk.
Pemerintah belum menentukan permulaan puasa 2025, sementara PP Muhammadiyah telah mengumumkannya, mengacu pada hasil hisab hakiki wujudul hilal.
Puasa 2025 Pemerintah Diumumkan sehabis Sidang Isbat
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama (Kemenag) gres akan memamerkan permulaan puasa bulan pahala 2025 sehabis menggelar sidang isbat. Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Abu Rokhmad menyampaikan sidang isbat permulaan bulan pahala akan digelar di Auditorium H.M. Rasjidi, Kemenag, Jakarta Pusat pada Jumat, 28 Februari 2025.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya, sidang ini mulai didatangi oleh aneka macam pihak, tergolong perwakilan ormas Islam, MUI, BMKG, andal falak, serta perwakilan dari dewan perwakilan rakyat dan Mahkamah Agung,” ujar Abu Rokhmad dalam keterangannya di Jakarta, Senin (10/2/2025).
Rangkaian sidang isbat mulai dimulai dengan pemaparan data hisab, dilanjutkan verifikasi hasil rukyatul hilal. Setelah itu, mulai diadakan musyawarah dan pengambilan keputusan yang mau diumumkan ke publik.
Abu Rokhmad berharap puasa 2025 serentak. “Kita berharap umat Islam di Indonesia bisa memulai bulan pahala tahun ini secara bersama-sama,” harapnya.
Muhammadiyah Tetapkan Mulai Puasa 1 Maret 2025
PP Muhammadiyah menentukan puasa bulan pahala 1446 H/2025 M dimulai pada Sabtu, 1 Maret 2025. Ketetapan ini tertuang dalam Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025 mengenai Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 Hijriah. Maklumat ini diumumkan Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti dalam meeting pers pada Rabu (12/2/2025).
“Pada di ketika matahari terbenam Jumat 28 Februari 2025 masehi di segala kawasan Indonesia, bulan berada di atas ufuk alasannya yakni itu hilal sudah wujud, di kawasan Indonesia tanggal 1 bulan pahala 1446 Hijriah dengan demikian jatuh pada hari Sabtu Pahing, tanggal 1 Maret 2025,” ujar Sayuti dalam rapat pers yang disaksikan secara daring.
Puasa menurut hasil hisab Muhammadiyah akan berjalan 30 hari hingga Minggu, 30 Maret 2025 dan 1 Syawal 1446 H atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.
Ada Potensi Puasa Pemerintah dan Muhammadiyah Beda
Secara astronomi, menurut data hisab Kemenag, ada indikasi mempunyai pengaruh hilal mulai terlihat di ketika pemantauan hilal pada 28 Februari 2025. Dikatakan, ijtimak terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025 sekitar pukul 07.44 WIB dan pada di saat matahari terbenam pada hari itu ketinggian hilal di segala kawasan Indonesia sudah di atas ufuk antara 3° 5,91′ hingga 4° 40,96′, dengan sudut elongasi antara 4° 47,03′ hingga 6° 24,14′.
“Dengan persyaratan ini, secara astronomi, ada indikasi mempunyai pengaruh bahwa hilal mulai kelihatan. Namun, keputusan kesudahannya kami tunggu menurut hasil sidang isbat yg mau diumumkan Menteri Agama,” ujar Direktur Urais Binsyar pada Ditjen Bimas Islam Kemenag Arsad Hidayat dalam keterangannya.
Hasil hisab tersebut mulai dikonfirmasi lewat pemantauan hilal yang digelar di 125 titik di seluruh kawasan Indonesia.
Namun, apabila mengacu pada persyaratan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS)–yang menjadi salah sesuatu pola pemerintah dalam musyawarah sidang isbat penetapan permulaan Ramadan–ada potensi bulan pahala 2025 tidak serentak.
Prediksi tersebut disampaikan peneliti BRIN bidang astronomi, Thomas Djamaluddin. Dalam blog pribadinya Thomas memaparkan kemungkinan hilal bulan pahala sudah kelihatan pada selesai Syaban, Jumat 28 Februari 2025.
Menurut hisab dengan persyaratan gres MABIMS, yang mensyaratkan tinggi hilal minimal 3 derajat dengan sudut elongasi minimal 6,4 derajat, posisi bulan di kawasan Aceh sudah menyanggupi persyaratan tersebut. Namun, kata Thomas, ada kemungkinan pemerintah mulai menentukan 1 bulan pahala 1446 H jatuh pada 2 Maret 2025.
“Berdasarkan analisis garis tanggal, pada di ketika maghrib 28 Februari 2025 di kawasan Indonesia, posisi bulan telah menyanggupi persyaratan MABIMS di kawasan Aceh. Maka 1 bulan pahala 1446 = 1 Maret 2025. Namun penetapan permulaan bulan pahala pada sidang isbat, ada kemungkinan 1 bulan pahala 1446 = 2 Maret 2025,” tulis Thomas dilansir detikINET.
Sedangkan buat Syawal, menurut analisis Thomas, jatuh pada Senin, 31 Maret 2025 alasannya yakni posisi bulan di Indonesia dan Asia Tenggara pada 29 Maret 2025 belum menyanggupi persyaratan MABIMS.
Baca juga: 15 Persiapan Menyambut Bulan bulan pahala agar Puasa Lancar |
